entah apa yang ada di benakku saat ini
pengakuan dalam hati hendak kemana kaki melangkah pemikiran berkembang

kebohongan demi pengembangan diri
maaf kawan aku tak critakan kondisi ini padamu
GADJAH MADA NASIONALISME
SUNAN KALIJAGA SPIRITUALISME


INTERKONEKSI MEMBUDAYAKAN PANCASILA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI JAGA

YOGYAKARTA



KARYA :

                          NICO MARTHA

1550068



FAKULTAS FILSAFAT
UNIVERSITAS GADJAH MADA

                            YOGYAKARTA

2015
Interkoneksi Membudayakan Pancasila
Sejak proklamasi di bacakan 70 tahun yang lalu saat itulah terwujudnya jembatan emas ialah kemerdekaan bangsa Indonesia. Jembatan emas itu seharusnya sebagai gerbang emas kemandirian pemikiran bangsa dan dalam pengaturan kesejateraan bangsa. Sesuai dengan pidato Ir.Sukarno yang berisi “negara Indonesia merupakan negara Konsepsional dengan pancasila, trisakti serta konsep berdikari untuk dunia”.  Pada perjuangan kemerdekaan tersebut tidak lepas dari semangat kebangsaan atau bisa disebut nasionalisme dari setiap jiwa warga negaranya. Sudah saatnya seluruh Masyarakat bangsa  Indonesia bersatu menciptakan kenyataan bahwa kemerdekaan ialah jembatan emas Indonesia.
             Nasionalisme merupakan istilah yang sering diucapkan sesorang untuk  menunjukan rasa cinta pada tanah air.( Miscevic, 2001) . Pada pengucapan tadi menjadikan nasionalisme sebagai rasa kebangsaan yaitu mencintai bangsanya. Saat mencintai tanah air maka saat itulah seseorang senantiasa memberi namun tak pernah berharap tuk di beri selaras dengan pesan Ir.Soekarno “  jangan tanyakan apa yang telah negaramu berikan terhadapmu, namun tanyakanlah apa yang telah dirimu berikan terhadap negaramu”. Dalam mencintai pastinya di timbul rasa pemahaman  maka saat itulah seluruh masyarakat Indonesia sdh saatnya memahami pemasalahan, jati diri, sejarah, tujuan bangsa Indonesia.
            Pemahaman dalam menemukan kesejatian rasa cinta berwujud memahami sejarah hidup bangsa tersebut. Dalam memahami sejarah sejak jaman manusia prasejarah di Indonesia  itu pun usaha dalam mencintai tanah air.Dalam manusia prasejarah atau awal masyarakat Indonesia. leluhur bangsa ini pun telah menganut sistem kepercayaan seperti percaya pada roh nenek moyang, animisme, dinamisme dan sampai memahami konsep monoisme. Begitu juga saat Indonesia terbagi dalam berbagai kerajaan, di situ sistem kerajaan memiliki kepercayaan yang berbeda namun tetap dalam konteks berTuhan.  kesejatian agama mengajarkan kebaikan dalam mencari kebenaran, meskipun dalam sejarah terdapat manusia atheis dalam keseharian selama dia mampu hidup bermasyarakat maka selama itu dia hidup berTuhan.

Next
Newer Post
Previous
This is the last post.

0 comments:

Post a Comment

 
ochien Van Gabon © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top